Sejarah Gerakan Perempuan di Dunia, Gerakan Perempuan di Dunia
Sejarah Gerakan Perempuan di Dunia
Sejarah telah mencatat bahwa kaum perempuan mengalami telah mengalami kenyatan pahit dari zaman dahulu hingga sekarang ini. Mereka dianggap sebagai kaum yang tidak berdaya, lemah dan selalu menjadi yang "ke-2". Berbagai bentuk diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil diterima oleh kaum perempuan. Kaum perempuan kemudian mencoba berjuang untuk mendapatkan hak mereka sebagai manusia. Mulai dari hal yang sangat kecil yaitu diskrimnasi di lingkungan hingga berbagai permasalahan lainya seperti hak politik, permasalahan ekonomi dan isu lainnya.
Tidak banyak memang buku
sejarah yang mencatat sehingga agak sulit untuk mengetahui secara pasti.
Dibawah ini adalah beberapa gerakan perempuan diberbagai belahan dunia.
Amerika
Gerakan perempuan di Amerika mulai muncul dipertengahan
abad ke-19. Emansipasi persamaan hak serta penghapusan diskriminasi terhadap
kaum perempuan menjadi tuntutannya. Tuntutan inilah yang kemudian menjadi dasar
dari gerakan perempuan yang pada masa kini dikenal dengan feminisme.
Pada 19 - 20 Juli 1848,
sebuah konvensi diadakan oleh Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton.
Konvensi ini membahas tentang hak sosial, sipil dan agama kaum perempuan.
Konvensi ini kemudian menghasilkan satu deklarasi yang dikenal sebagai
deklarasi yang dinamakan "The Declaration of Sentiment".
Dardari konvensi ini, usaha mereka kemudian berlanjut dengan membentuk National
Women Suffrage Association (NWSA) yang mengajukan amandemen pada konstitusi
untuk hak suara bagi kaum perempuan. Dalam waktu yang bersamaan, sebuah wadah
lainnya terbentuk dengan nama American Women Suffrage Association
(AWSA). Tujuan mereka sebenarnya sama, yaitu memperjuangkan hak suara bagi kaum
perempuan untuk ikut memilih.
Selain memperjuangkan
tentang hak suara, gerakan perempuan Amerika pada masa itu mulai bergabung
dengan organisasi-organisasi sosial. Walaupun anggotanya masih berasal
perempuan kelas menengah keatas. Perkembangan ini diikuti oleh munculnya
berbagai kelompok perempuan yang mengangkat berbagai isu. Pada tahun 1874,
dibentuk The Women's Trade Union League dan The Women's Temperance Union
(WTCU). Mereka merupakan gerakan anti minuman keras. Kemudian pada tahun 1894,
berdiri sebuah kelompok, General Federation of Women's (GFW) berdiri di
Amerika. GFW memperjuangkan berbagai permasalahan yang ada di tengah
masyarakat. Tidak terbatas hanya pada permasalahan diskriminasi terhadap
perempuan saja, tetapi juga kehidupan remaja dan masalah perburuhan serta
berbagai permasalahan sosial lainnya.
Seiring dengan memasuki
abad ke-20, gerakan perempuan di Amerika mulai menjalin kerja sama dengan
gerakan perempuan lainnya. Kerja sama ini dilakukan untuk saling memperkuat
mereka dalam menyuarakan isu mereka. Salah satu kemenangan kecil kaum perempuan
di Amerika pada awal abad 20 adalah diterimanya amandemen XIX (Sembilan belas).
Amandemen tersebut merupakan amandemen terhadap Undang-undang yang menjamin hak
suara bagi semua orang dewasa tanpa membedakan jenis kelaminnya.
Kondisi kehidupan yang tertekan dapat menumbuhkan kesadaran
kaum perempuan terhadap kemampuannya. Kesadaran akan kemampuan perempuan
tidaklah berbeda dengan laki-laki mulai muncul pada tahun 1940. Hal ini juga
tidak bisa dipisahkan dari terjadinya Perang Dunia II. Selama perang tersebut,
lebih dari 6 juta perempuan harus bekerja diberbagai sektor yang selama ini di
kerjakan oleh laki-laki. Momen ini membuat mereka menyadari bahwa mereka juga
mampu bekerja diberbagai sektor yang selama ini di dominasi oleh laki-laki
Sekitar tahun 1970, isu
gerakan perempuan berkembang mulai maju selangkah. Mereka kemudian mengangkat
permasalahan diskriminasi seksual yang terjadi pada kaum perempuan. Tuntutan
akan persamaan hak dan keadilan sosial bagi perempuan tidak berjalan sendiri,
seiring dengan itu, Martin Luther King, Jr. memperjuangkan penghapusan
diskriminasi rasial di Amerika. Akhinya mereka kemudian melakukan desakan
bersama dan mendapat dukungan yang sangat besar dari masyarakat Amerika. Akibat
desakan tersebut Kongres Amerika mengeluarkan satu rancangan undang-undang,
yaitu Equal Rights Amendement (ERA). Namun, dalam perjalanan ERA gagal
menjadi amandemen karena tidak mencapai 2/3 suara dari 35 negara.
Cile
Baru pada awal tahun 1900 gerakan perempuan di Cile mulai
terlihat. Gerakan feminis yang terjadi di Amerika dan Eropa Barat turut
mempengaruhi ide dan konsep dari gerakan perempuan di Cile pada masa tersebut.
Kemudian dalam perkembangannya terdapat dua model gerakan yang berkembang;
Pertama, gerakan perempuan
yang memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan. Gerakan ini sangat
dipengaruhi oleh pemikiran dari Amerika dan Eropa serta bergerak dibidang
politik. Gerakan ini pada tahun 1919, mendirikan satu partai politik yaitu El
Partindo Civico Femenino. Pada mulanya, gerakan ini hanya diikuti oleh
perempuan kelas atas. Namun dalam perkembangannya, kira-kira pada tahun
1920-an, banyak masyarakat menengah yang menjadi anggotanya.
Kedua, gerakan perempuan
proletariat. Rata-rata anggota gerakan ini berasal dari berbagai kalangan
militan, anggota serikat buruh, istri kalangan pekerja , buruh tani, atau buruh
tambang. Beberapa kelompok diantaranya merupakan bagian dari partai politik
yang berhaluan kiri. Pada pertengahan 1930, mereka mendirikan Gerakan untuk
Emansipasi Perempuan Cile (Movimiento Pro Emancipacion de la Mujer Chilena).
Pada 1945, mereka kemudian mendirikan Partai Feminis didirikan di Cile. Salah
satu tuntutan mereka adalah hak pilih universal dan usaha tersebut berhasil.
Seiring dengan terjadinya
kudeta militer yang dilakukan oleh Jendral Pinochet pada 1973, gerakan
perempuan di Cile juga mengalami kehancuran. Pemerintah Cile mengeluarkan
berbagai kebijakan yang merugikan kaum perempuan yaitu ideologi tradisional
"menjadi ibu" (Motherhood) digalakkan. Pemerintah menghambat
kaum perempuan untuk terjun dalam dunia kerja dan politik dengan berbagai cara.
Mulai dari Undang-undang yang diskriminatif hingga berbagai cara lainnya.
Gerakan perempuan ternyata
dimanfaatkan dengan baik oleh rejim otoriter. Pemerintah kemudian membentuk
berbagai kelompok perempuan yang tidak lain bertujuan untuk mengontrol kegiatan
kaum perempuan diberbagai sektor. Salah satunya adalah Centros de Madres (CEMAs).
Kemudian untuk perempuan sipil, dibentuk Secretaria Nacional de la Mujer
(Seketariat Nasional untuk Perempuan). Langkah ini benar-benar sangat efektif
untuk rejim otoriter.
Tindakan pengekangan
terhadap masyarakat di Cile dan meningkatnya krisis ekonomi yang dialami oleh
Pemerintahan Cile telah menimbulkan perlawanan. Perjuangna kaum perempuian di
Cile jika dilihat dari isu yang diangkat terbagi atas tiga gerakan. Gerakan
pertama adalah yang menyoroti tentang permasalahan sosial ekonomi Cile. Krisis
ekonomi paling dirasakan oleh kaum miskin kota, terutama kalangan perempuan.
Kedua, gerakan Hak Asasi Manusia (HAM). Gerakan ini dapat dikatakan muncul
dikarenakan rejim militer dibawah pimpinan Pinochet yang melakukan penghilangan
secara paksa terhadap masyarakat Cile yang vokal. Pada tahun 1974 dan 1975,
perempaun dari keluarga yang menjadi korban penghilangan paksa tersebut
membentuk Agrupacion de Familiares de Detenidos-Desperacidos (Asosiasi
Keluarga Tahan dan Orang Hilang)
Mulai awal tahun 80-an
hingga saat ini, gerakan perempuan mulai mengangkat permasalahan diskriminasi
dan ketidaksetaraan gender. Beberapa kelompok perempuan pada masa tersebut ; Movimento
Feminista (gerakan Feminis) dan Frente de Liberacion Feminino (Front
Pembebasan Perempuan)
Filipina
Gerakan perempuan di Filipina baru terlihat pada tahun
70-an. Sebelumnya tidak didapatkan informasi atau data tentang gerakan
perempuan pada masa tersebut. Krisis ekonomi yang mulai terasa pada tahun 1979
telah membangkitkan kesadaran kaum perempuan untuk melakukan perlawanan.
Berbagai cara dan isu yang mereka angkat dalam melakukan perlawanan.
Organisasi perempuan
Filipina yang paling terkenal adalah General Assembly Binding Women For
Reforms, Integrity, Leadership, dan Action (GABRIELA). Kelompok ini merupakan
koalisi dari 42 organisasi dan 50.000 orang anggota perempuan. Koalisi ini
didirikan pada tahun 1984 dan namanya diambil dari pimpinan pemberontakan pada
Abad ke-19, Gabriela Silang. Dasar perlawanan mereka adalah ketertindasan
mereka sebagai rakyat Filipina dan perempuan yang mengalami penindasan dan
eksploitasi karena jenis kelamin.
Tidak jauh berbeda dengan
gerakan perempuan di negara lain, tuntutan mereka dibidang politik adalah
mendapatkan hak dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi dalam dunia
politik. Di bidang kebudayaan, tuntutan kesetaraan dan akses yang sama dalam
pendidikan di semua tingkat dan dalam semua bidang. Tetapi yang paling mendasar
adalah permasalahan di dalam rumah tangga, kesetaraan dalam pengambilan
keputusan, hak milik serta membesarkan anak-anak.
Isu yang diangkat oleh
koalisi ini sangat beragam. Tidak hanya tentang permasalahan gender, tepai juga
tentang militerisasi, krisis ekonomi, globalisasi hingga pangkalan militer
Amerika. Ini kemudian berhubungan dengan masalah kehadiran militer Amerika yang
sangat dominan di Filipina.
Ketika Benigno Aquino
tewas terbunuh pada Agustus 1983, GABRIELA melakukan protes terhadap
pemerintah. Aksi massa terus dilakukan secara marathon di Filipina. Tercatat
sekitar 200 aksi dalam tempo 8 bulan yang di gerakkan oleh GABRIELA. Pada tahun
1985, mereka melakukan aksi massa lainnya dengan mengangkat permasalahan buruh
perempuan.
Kemenangan Corazon Aquino
dalam pemilihan presiden tidak dapat dipisahkan dari GABRIELA. Secara tidak
langsung koalisi ini sangat berjasa dalam menggulingkan kediktatoran Presiden
Marcos. Tidak sampai disitu, mereka dapat menyatukan seluruh kelas masyarakat
mulai dari bawah hingga ke tinggak elit. Merekalah yang melakukan revolusi
damai di Filipina
Australia
Kedatangan bangsa Eropa ke Benua Australia dimulai tahun 1788. Sebahagian dari mereka adalah orang buangan dari Eropa. Kaum perempuan Inggris mulai masuk ke Australia pada tahun 1830. Pada 1883, Inggris memasuki Australian dan menjadikannya koloni. Suku Asli Australia, Abrorigin mengalami penindasan dan dikriminasi terutama kaum wanita.
Kedatangan bangsa Eropa ke Benua Australia dimulai tahun 1788. Sebahagian dari mereka adalah orang buangan dari Eropa. Kaum perempuan Inggris mulai masuk ke Australia pada tahun 1830. Pada 1883, Inggris memasuki Australian dan menjadikannya koloni. Suku Asli Australia, Abrorigin mengalami penindasan dan dikriminasi terutama kaum wanita.
Pada awalnya, kaum
pendatang dan Aborigin terjadi kesalah pahaman yang berkepanjangan. Namun,
dalam perkembangannya kaum perempuan imigran dan perempuan Aborigin berhasil
menyatukan konsep sisterhood. Mereka saling bertukar jasa, perempuan
kulit putih mengajarkan baca-tulis kepada perempuan aborigin. Sedangkan
perempuan Aborogin menjaga dan mengasuh anak-anak mereka.
Tidak jauh berbeda dengan
di Amerika, pada awalnya kaum perempuan menuntut hak perempuan kulit putih
dalam pemilihan umum. Salah satu oirganisasi perempuan yang pertama di
Australia adalah Woman's Christian Temperance Union (WCTU). Mereka
menuntut amandemen terhadap hak pilih perempuan. Akhirnya, pada 1902 amandemen
tersebuit disahkan oleh pemerintah Australia. Tidak hanya permasalahan tersebut
tetapi ada beberapa hal lainnya yang berkisal di perubahan sosial dan
stabilitas ekonomi.
Pada tahun 1970, isu yang
diangkat mulai berkembang ke permasalahan rasisme. Perempuan Aborigin dan kulit
putih bersama menuntut persoalan dan peraturan yang diskriminatif terhadap kaum
Aborigin. Tidak sampai disitu saja, mereka menuntut persamaan dalam dunia
politik. Wajar saja, pada tahun 1978, parlemen Australia sangatlah maskulin
(mayoritas laki-laki). Perubahan tersebut baru dirasakan pada sekitar 1989,
dimana para perempuan telah menempati berbagai posisidi dunia politik.(BTX)
"disadur dari Jurnal
Perempuan No. 19"
situs yang mungkin membantu :
http://blogeryishakkuradi@gmail.com,
https://www.youtube.com/channel/UCYhYZV9hTXYNxBkga9oalDg
situs yang mungkin membantu :
http://blogeryishakkuradi@gmail.com,
https://www.youtube.com/channel/UCYhYZV9hTXYNxBkga9oalDg
Comments
Post a Comment